Jamsaren
1. Latar Belakang Keluarga dan
Lingkungan
K.H.
Muhammad Anwar Iskandar dilahirkan di Desa Berasan, Kecamatan Muncar,
Banyuwangi pada tanggal 24 April 1950. Menurut silsilah, ayah K.H. Muh. Anwar
Iskandar bernama K.H. Iskandar (Askandar), pendiri dan pengasuh pondok
pesantren “Mambaul Ulum” Berasan, Muncar, Banyuwangi. Kyai Iskandar adalah
putra dari kyai Abda’. Kyai Abda’ adalah putra dari Kyai Abdullah Said bin
Wardoyo. Kyai Wardoyo adalah menantu dari K.H. Zainal Abidin kakek dari Kyai
Shaleh yang mempunyai keturunan para kyai pendiri pondok pesantren di Kediri
seperti Lirboyo.
Adapun
dari garis keturunan ibu, ibu K.H. Muh. AnwarIskandar bernama Nyai Siti
Robi’ah al-
|
Adawiyah binti Kyai Abdul Manan. Nyai Abdul Manan adalah
putrinya Nyai Hasanah. Nyai Hasanah adalah putri dari Kyai Abbas, Cempoko Talun
Blitar. Kyai Abbas adalah putra dari Kyai Nur Syiam, Celonan Keras Kediri. Kyai
Nur Syiam putra dari Kyai Syahiddin. Kyai Syahiddin adalah putra dari
Sahcahnyoto. Setengah cerita Sahcahnyoto adalah raja Panjalu Tasik Malaya.
K.H. Muh. Anwar Iskandar menikah pertama pada tahun
1975. Pada saat itu beliau dinikahkan oleh K.H. Mahrus Ali dengan seorang
wanita asal Jamsaren Kediri bernama Nyai Qoni’atus Zahro, putri dari pengasuh
Pondok Pesantren Assa'idiyah Jamsaren, yaitu Kyai Sa'id. Dari pernikahan
pertama ini K.H. Muh. Anwar Iskandar dikaruniai satu putra dan lima putri.
Pada tahun 1990 K.H. Muhammad Anwar Iskandar menikah
kedua kalinya dengan ibu Nyai Hj. Yayan Handayani dari Bogor yang sekarang
mendiami pondok pesantren Al-Amin. Dari pernikahan ini beliau dikaruniai tiga
putra dan satu putri.
2.
Latar Belakang Pendidikan
Pendidikan K.H. Muhammad Anwar Iskandar dimulai
sejak K.H. Muh. Anwar Iskandar masih dalam asuhan keluarganya. Melalui
keluarganya, beliau dididik agar suatu saat bisa menjadi penerus ayahnya.
Sebagaimana yang dilakoni kyai – kyai salaf, K.H.
Muh. Anwar Iskandar menimba ilmu dari pesantren yang satu ke pesantren yang
lain, sebagai santri “kelana” yang menjelajah pesantren-pesantren untuk
memuaskan keinginanannya mempelajari agama Islam. Disamping itu beliau juga
menimba ilmu pengetahuan umum di sekolah-sekolah formal. Adapun kronologis
perjalanan K.H. Muh. Anwar Iskandar dalam menempuh pendidikannya adalah sebagai
berikut :
1) Pertama kali K.H. Muh. Anwar Iskandar mengaji
kitab-kitab salaf dalam asuhan orang tuanya sendiri di pondok pesantren
“Mamba’ul Ulum” Berasan Muncar Banyuwangi.
2) Selain tetap nyantri pada ayahandanya, K.H.
Muhammad Anwar Iskandar dimasukkan ke M.I yang ada di lingkungan pondok
pesantren Mamba’ul Ulum , pada tahun 1955.
3) Pada tahun 1961, K.H. Muh. Anwar Iskandar
melanjutkan jenjang pendidikannya ke MTs di lingkungan yang sama dengan tetap
mengaji kitab-kitab salaf di bawah asuhan ayahandanya.
4) Pada tahun 1964, K.H. Muh. Anwar Iskandar
memasuki M.A di lingkungan yang sama dan tetap mengaji kitab-kitab kuning di
bawah bimbingan ayahnya.
5) Pada tahun 1967, K.H. Muh. Anwar Iskandar
berangkat ke Pondok Pesantren Lirboyo Kediri selama empat tahun di bawah asuhan
K.H. Mahrus Ali. Selain mengaji di Lirboyo, beliau juga pernah mengaji di
pondok pesantren lainnya seperti Ploso Kediri, Sarang Rembang, Minggen Demak,
dan ilmu Falak di Jember.
6) Disamping menempuh pendidikan di pondok pesantren
K.H. Muh. Anwar Iskandar juga meneruskan jenjang pendidikan formalnya di
Perguruan Tinggi (PT) Tribakti Kediri. Sampai pada tahun 1969 K.H. Muh. Anwar
Iskandar menyandang gelar Sarjana Muda.
7) Pada tahun 1970, K.H. Muh. Anwar Iskandar
meninggalkan pondok pesantren Lirboyo Kediri menuju Jakarta untuk menyelesaikan
program sarjana lengkap di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mengambil
Fakultas Adab Jurusan Sastra Arab.
Setelah selesai di Jakarta, K.H. Muh. Anwar Iskandar
tidak langsung pulang ke kampung halamannya untuk berdakwah dikarenakan di sana
telah banyak pemuka agama (tokoh agama). Akhirnya beliau memutuskan menuju kota
Kediri. Sampai di kota Kediri yakni, K.H. Muh. Anwar Iskandar langsung
mengadakan kegiatan dakwah.
3.
Aktifitas K.H. Muhammad Anwar Iskandar dalam bidang Pendidikan, Politik dan
Dakwah
Setelah pernikahan pertamanya, K.H. Muh. Anwar
Iskandar berusaha untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatnya dari
melalalang buana melalui dakwah kepada masyarakat. Untuk mewujudkan keinginan
tersebut K.H. Muh. Anwar Iskandar untuk berjuang agar berguna bagi agama,
masyarakat, bangsa dan membekali generasi muda agar tidak kosong nilai
(memiiliki ilmu dan akhlak), fondasi agama dan bertaqwa kepada Allah. Maka K.H.
Muh. Anwar Iskandar masuk dalam berbagai organisasi. Karena dengan organisasi
tersebut bisa menjadi pendukung dalam perjuangan K.H. Muh. Anwar Iskandar
sehingga mengantarkan kesuksesannya.
Disamping itu, sebagai sumbangsih terhadap Bangsa
dan Negara Indonesia, K.H. Muh. Anwar Iskandar mendirikan Yayasan Pendidikan
Assa'idiyah di Jamsaren dan Al-Amin di Ngasinan Rejomulyo untuk menampung para
santri yang ingin belajar ilmu agama.
Secara kronologis aktifitas K.H. Muh. Anwar Iskandar
dalam berbagai organisasi dapat digambarkan sebagai berikut :
Bidang
Pendidikan
1) Sejak didirikannya yayasan Assa'idiyah pada tahun
1982 sampai sekarang, K.H. Muh. Anwar Iskandar tetap dipercaya sebagai ketua
yayasan ini. Di lingkungan yayasan beliau berhasil mengembangkan pendidikan di
dalamnya. Ini bisa dilihat dengan berdirinya sebuah lembaga pendidikan yang ada
di yayasan Assa'idiyah seperti TK kusuma mulia, SDI YP Assa'idiyah, Mts Nurul
Ula, MA Nurul Ula dan SMU Islam YP Assa'idiyah.
2) Sejak tahun 1985 sampai sekarang K.H. Muh. Anwar
Iskandar mendapat kepercayaan dari Akademis Universitas Islam Kadiri (UNISKA)
untuk menduduki jabatan sebagai ketua yayasannya.
3) Sejak didirikannya yayasan Al-Amin pada tahun
1995 hingga sekarang K.H. Muh. Anwar Iskandar tetap di percaya menjabat ketua
yayasan Al-Amin dan K.H. Muh. Anwar Iskandar juga membuka SMK di pondok
pesantren tersebut.
Bidang
Politik (organisasi)
1) Sejak berumur 15 tahun beliau telah menjadi
anggota IPNU di Banyuwangi sebagai salah satu pejuang muda di kota tersebut.
2) Saat kuliah di Universitas Tribakti, beliau
sangat aktif dalam organisasi PMII dan menjabat sebagai ketua.
3) Saat kuliah di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
masih aktif dalam organisasi PMII dan menjadi pimpinan pusat.
4) Pada tahun 1975, K.H. Muh. Anwar Iskandar
dipercaya untuk memimpin Gerakan Pemuda Ansor (ketua GP Ansor) cabang kotamadya
Kediri. Jabatan itu di embannya selama dua periode atau selama 8 tahun.
5) Pada tahun 1982 masyarakat NU wilayah Kotamadya
Kediri mempercayai K.H. Muh. Anwar Iskandar untuk memimpin organisasi mereka.
Dari keberhasilan dalam membawa organisasi ini, maka K.H. Muh. Anwar Iskandar
dipilih lagi untuk memimpin organisasi ini selama dua periode.
6) Selanjutnya pada tahun 1992, K.H. Muh. Anwar
Iskandar dipercaya untuk menjabat ketua Roisy Syuriyah NU cabang kota Kediri,
selama 5 tahun.
7) Tahun 1997 K.H. Muh. Anwar Iskandar diangkat
menjdi wakil ketua Roisy Syuriyah NU wilayah Jawa Timur.
8) Setelah itu pada tahun 1998 K.H. Muh. Anwar
Iskandar di angkat menjadi ketua Dewan Syuro (PKB) wilayah Jawa Timur dan juga
menjabat sebagai anggota MPR dari utusan daerah Jawa Timur.
9) Pada tahun 2008 K.H. Muh. Anwar Iskandar menjadi
ketua DPP PKNU yaitu partai baru yang didirikan oleh para ulama.
Bidang
Da'wah
Sebagai langkah awal dari perjuangan K.H. Muh. Anwar
Iskandar dalam mengembangkan pendidikan adalah dengan melakukan serangkaian
dakwah kepada masyarakat di wilayah Kediri. Sampai sekarang K.H. Muh. Anwar
Iskandar sudah dikenal masyarakat luas sampai diluar daerah Kediri sebagai
seorang da'i atau kyai.
Keberhasilan K.H. Muh. Anwar Iskandar dalam
melaksanakan dakwah tidak lepas dari beberapa pengalaman K.H. Muh. Anwar
Iskandar selama menjadi santri, siswa dan mahasiswa. Dari pengalaman dan
pengetahuan yang K.H. Muh. Anwar Iskandar peroleh selama menuntut ilmu di
berbagai lembaga pendidikan tersebut telah berhasil membuka wawasan K.H. Muh.
Anwar Iskandar, sehingga setelah terjun di tengah-tengah masyarakat secara
langsung K.H. Muh. Anwar Iskandar tidak banyak mengalami rintangan.
K.H. Muh. Anwar Iskandar pernah berkata
"keluarga saya mengajarkan untuk berjuang selama kita masih hidup, adapun
jalan untuk berjuang itu bermacam-macam, seperti lewat pendidikan, politik, dan
sosial masyarakat asalkan bermanfaat bagi agama, masyarakat, bangsa dan
negara.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar